Banjarbaru. Sebagai lembaga penyelenggara pendidikan tinggi yang berdaya saing; Fakultas Pertanian Universitas Lambung Mangkurat menaruh perhatian besar pada mutu dan kualitas lulusan. Beragam kegiatan akademik yang telah dilakukan menjadi indikator keseriusan Fakultas Pertanian dalam meningkatkan reputasi dan penyebaran ilmu pengetahuan kepada mahasiswa dan masyarakat luas. Kamis 25 April 2024, Fakultas Pertanian ULM kembali menyelenggarakan Webinar Internasional “Intercropping In Oil Palm Fields” (Technology And Businness Models: Experiences From Bengkulu, Indonesia). Webinar ini menghadirkan pembicara yang berdedikasi tinggi dan berkompeten dibidang intercropping diantarannya Dr. Maja Slingerland dari Wageningen University, the Netherlands dan Jusrian Saubara Orpa Yanda, PT.Arconesia, Bengkulu City, Indonesia.

Dalam Pemaparannya Dr. Maja Slingerland menjelaskan bahwa tumpangsari merupakan bentuk pola tanam yang dapat membudidayakan lebih dari satu jenis tanaman dalam satuan waktu tertentu dengan tujuan yang sangat baik diantarannya untuk memperoleh hasil produksi yang optimal. Selain itu juga dapat menjaga kesuburan tanah. Sistem tanam tumpangsari pada perkebunan kelapa sawit mempunyai banyak keuntungan, beberapa keuntungannya antara lain: peningkatan efisiensi (tenaga kerja, pemanfaatan lahan maupun penyerapan sinar matahari), populasi tanaman dapat diatur sesuai yang dikehendaki sehingga dalam satu areal diperoleh produksi lebih dari satu komoditas. Kombinasi beberapa jenis tanaman juga dapat menciptakan stabilitas biologis sehingga menekan serangan hama dan penyakit serta mempertahankan kelestarian sumber daya lahan. Tanaman pisang dan semangka di sela lahan kelapa sawit dapat diterapkan selama tanaman kelapa sawit belum menghasilkan.

Jusrian Saubara Orpa Yanda pada paparannya memberikan gambaran secara rinci terkait manfaat intercropping pisang, semangka dan sawit menjadi strategi yang dapat menguntungkan petani baik dari segi ekonomi maupun keberlanjutan lingkungan ( Mengambil contoh di Bengkulu). Pisang dan semangka yang ditanam pada sela-sela kelapa sawit sangat cocok karena mengurangi pembelian pupuk dimana sisa tanaman dijadikan sumber hara bagi kelapa sawit. Selain itu juga dapat memberikan manfaat ekonomi disaat menunggu hasil panen kelapa sawit (Difersifikasi pendapatan).  Lebih lanjut dijelaskan bahwa intercropping yang tepat memberikan perlindungan pada tanah karena pisang memiliki akar yang kuat dan sistem perakaran yang padat sehingga mencegah terjadinya erosi dan juga meningkatkan keseimbangan ekosistem.

Pada akhir sesi, dilanjutkan dengan diskusi bersama ahli dari beberapa negara terkait persoalan intercropping yang terjadi dan solusi penanganannya. Melihat begitu kompleksnya persoalan pengembangan pertanian berkelanjutan; Fakultas Pertanian Universitas Lambung Mangkurat akan terus menghadirkan solusi terkini dan membangun hubungan dengan akademisi dan praktisi dalam negeri maupun luar negeri untuk sharing knowledge. Faperta ULM tidak hanya menjelaskan dan berkontribusi terhadap penyelesaian masalah pertanian saat ini, melainkan juga mampu memprediksi dan mempersiapkan generasi muda untuk menjadi bagian dari solusi pertanian dimasa mendatang.