Banjarbaru- Setelah kuliah umum seri II, dilanjutkan kuliah umum seri III dengan tema “Potensi Dan Tantangan Integrasi Dan Intercropping Pada Perkebunan Kelapa Sawit” pemateri Dr. Ir. Hariyadi,M.S. Dalam Pemaparannya Dr. Hariyadi menjelaskan bahwa Kebun kelapa sawit sangat berpotensi sebagai area penggembalaan sapi. Daun kelapa sawit dapat dijadikan sumber pakan pada musim kemarau saat pakan hijauan produksinya menurun. Sapi yang dipelihara di area perkebunan kelapa sawit memiliki produktivitas yang baik sebab pemberian pupuk organik cair dan padat dari ternak sapi untuk tanaman kelapa sawit mampu meningkatkan produksi. Banyak petani menggunakan pupuk kandang dan menurunkan dosis pupuk an-organik dengan dampak meningkatkan pendapatan usaha tani kelapa sawit. Usaha integrasi sawit- sapi memberikan pengaruh positif dari aspek lingkungan karena pembasmian gulma di perkebunan sawit menggunakan pestisida menjadi berkurang.
Kendati demikian, dalam integrasi sapi-sawit di Kalimantan Selatan masih mengalami kendala seperti pengembalaan ternak pada lahan perkebunan sawit milik masyarakat dan perusahaan berpotensi menimbulkan konflik dan merusak pasar pikul serta memadatkan tanah. Penerapan teknologi tepat guna di tingkat peternak masih rendah khususnya terkait penanganan penyakit pada ternak. Selain itu Akses peternak untuk mendapatkan hasil samping pabrik kelapa sawit masih terbatas. Oleh karena itu upaya integrasi diperlukan dukungan pemerintah melalui program-program potensial seperti program SISKA KU INTIP (Sistem Integrasi Kelapa Sawit- Sapi berbasis Kemitraan Usaha Ternak Inti Plasma) dan Program KESATRIA (Kelapa sawit tumpang sari dengan tanaman pangan), Program integrasi perkebunan kelapa sawit dengan tanaman padi, guna menjaga stabilitas ketahanan pangan di wilayah Kalimantan Selatan.
Kaitannya dengan urgensi kuliah umum ini; Fakultas Pertanian Universitas Lambung Mangkurat berpandangan bahwa melalui kuliah umum integrasi dapat memberikan pemahaman mendalam kepada mahasiswa tentang integrasi pertanian dan praktik dalam integrasi khususnya sawit-sapi. Selain itu juga penguatan keterampilan interdisipliner dengan menggabungkan pengetahuan dari berbagai bidang studi termasuk pertanian dan peternakan. Mahasiswa mampu melihat persoalan dari berbagai perspektif dan mengembangkan solusi yang holistik. selain itu juga mendorong mahasiswa berpikir inovatif dan kreatif dalam pengembangan teknologi baru yang dapat diterapkan untuk meningkatkan produktivitas dan keberlanjutan.
#WASAKA#