Banjarbaru- Fakultas Pertanian Universitas Lambung Mangkurat kembali mengadakan Kuliah Umum pada Senin 01 April 2024 di ruang supardi I pukul 09.00 -12.00 Wita. Peserta yang berhadir pada kuliah umum kali ini ialah perwakilan Mahasiswa Magister Agronomi, mahasiswa Fakultas  pertanian dan Dosen. Tema yang diusung pada kuliah umum seri II ialah “Teknologi Pengolahan Produk Samping Industri Sawit Sebagai Pakan Ternak” dengan pemateri Prof. Dr.Ir.Nahrowi,M.Sc.  Kuliah Umum tentang Teknologi Pengolahan Produk Samping Sawit sangat penting untuk dipahami karena memberikan pemahaman secara holistik terkait persoalan pakan. Terkhusus memberikan pencerahan kepada mahasiswa dalam memanfaatkan hasil samping industri sawit sebagai bahan pakan ternak ruminansia maupun non-ruminansia.

Dekan Fakultas Pertanian Prof Akhmad Rizalli Saidy,SP.,M.Ag,Sc.,Ph.D dalam sambutannya mengatakan salah satu persoalan serius yang dihadapi para peternak di Kalimantan Selatan ialah pakan, padahal banyak sumberdaya yang bisa dimaksimalkan. Oleh sebab itu perlu pemanfaatan hasil samping industri sawit yang tepat untuk menekan biaya pakan dan meningkatkan keuntungan.  Prof. Saidy juga berharap melalui kuliah umum dengan dua tema yang saling berkaitan ini dapat memberikan pemahaman kepada mahasiswa untuk kemudiaan membimbing petani dan peternak didaerah masing-masing.  Sebab kendala  utama  pengembangan  usaha integrasi sawit- sapi di Kalimantan Selatan  masih jauh dari harapan.  Masih ada perbedaan pendapat tentang dampak integrasi  usaha  sawit- sapi  dengan  pola pemeliharaan yang intensif dan ekstensif.  Pada satu pihak, ada yang beranggapan keberadaan sapi  di  lahan perkebunan  sawit  berdampak negatif terhadap tanaman kelapa sawit. Di pihak lain, ada yang berpendapat usaha integrasi sawit- sapi justru menguntungkan kedua usaha.

Gambar: Penyerahan Cendera Mata oleh Wakil Dekan Bidang Akademik Fakultas Pertanian,ULM Kepada Prof. Dr.Ir.Nahrowi,M.Sc

Prof. Nahrowi dalam pemaparannya menjelaskan saat ini kita masih ketergantungan akan komponen utama bahan pakan dari luar negeri. Dalam kurun beberapa tahun terakhir persoalan ini sangat dirasakan pelaku usaha peternakan. Kondisi ini mengakibatkan produktivitas ternak kurang stabil, sementara permintaan akan produk peternakan seperti daging dan susu terus meningkat sejalan dengan pertambahan penduduk dan pendapatan masyarakat. Oleh karena itu perlu diupayakan perolehan bahan pakan non-konvensional spesifik untuk menanggulangi persoalan pakan. Industri kelapa sawit (kebun dan industri sawit) merupakan salah satu sumber bahan pakan non-konvensional melimpah di Kalimantan Selatan yang belum dimanfaatkan secara optimal. Produk samping industri sawit yang dapat diperoleh ialah pelepah dan daun, tandan kosong, serat perasan, solid decanter dan bungkil inti sawit. Bahan non konvensional tersebut tersedia dalam jumlah yang cukup dan tersedia setiap saat sepanjang tahun. Dengan sentuhan teknologi yang telah tersedia dan dalam porsi serta campuran yang tepat, bahan tersebut dapat dijadikan pakan/ransum yang baik untuk ternak ruminansia. Formula ransum berbasis bahan pakan lokal sangat mungkin dikembangkan di Kalimantan Selatan untuk mengubah ransum secara bertahap dari basis jagung-kedelai menjadi ransum berbasis pkm-koro.

Dalam mewujudkan hal itu, tentu teknologi dapat memainkan peran penting dalam pengolahan pakan ternak. Disamping itu juga tak kalah penting perlu secara saksama memahami potensi dan tantangan integrasi pada perkebunan kelapa sawit. Secara lengkapnya dapat dilihat pada artikel kuliah umum Seri III.